Batu, 17 April 2025 – Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis di bidang pertanian berkelanjutan, 6 mahasiswa dari Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur melaksanakan program Magang Mandiri MBKM di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu pengalaman unik, yaitu selain melakukan monitoring secara berkala dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapang) Kecamatan Bumiaji yang yang memberikan gambaran nyata mengenai peran PPL dalam membina dan mendampingi petani. Selain itu, mahasiswa juga terlibat langsung dalam praktik pertanian organik di Widji Farm. Melalui praktik di Widji Farm mahasissa magang belajar mulai dari proses pengadaan input, budidaya, perawatan, dan proses pemasaran hasil pertanian organik yang secara langsung berkontribusi dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pertanian yang berkelanjutan sehingga menjadi langkah konkret dalam mendukung SDG’s Ke-2 yaitu Zero Hunger (Tanpa Kelaparan).
Kota Batu, yang terletak di Provinsi Jawa Timur dan dikenal sebagai daerah pegunungan yang subur, telah lama menjadi sentra pertanian unggulan di Indonesia. Selain terkenal sebagai kota wisata, Kota Batu juga memperlihatkan komitmen kuat dalam mendukung pertanian organik, yang sejalan dengan upaya menciptakan sistem pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. Beberapa komunitas, kelompok tani, dan petani mandiri di Kota Batu telah mengadopsi sistem pertanian organik, seperti yang terlihat di Widji Farm. Widji Farm terletak di Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Widji Farm menjadi salah satu pelopor para petani Kota Batu dalam mengadopsi pertanian organik.
Selama mengikuti praktik secara langsung di Widji Farm, para mahasiswa magang Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur belajar bagaimana memilih dan mengelola bahan-bahan yang diperlukan untuk pertanian organik. Hal Ini meliputi pemilihan benih organik unggul, pembuatan pupuk kompos alami, serta persiapan bahan pengendali hama dan penyakit yang ramah lingkungan, tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Jenis sayuran yang akan ditanam disesuaikan dengan permintaan pasar. Sayuran yang tersedia seperti selada, pakcoy, kangkung, sawi, terong, caisim, bayam, dan lain-lain. Pembuatan pupuk kompos alami dibuat secara mandiri oleh Widji Farm dengan menggunakan bahan utama kotoran ternak seperti kotoran kelinci, kambing, dan unggas dengan limbah sayuran.
Di tahap budidaya, mahasiswa mempraktekkan teknik menanam dengan metode organik. Mereka belajar cara menyiapkan lahan yang baik melalui pengolahan tanah secara alami, menjaga kelembaban tanah, serta memilih tanaman yang cocok untuk sistem tumpang sari. Perawatan tanaman menjadi salah satu tahap penting yang mahasiswa pelajari dengan seksama. Mereka melakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh dengan baik, menyiangi gulma secara manual agar tidak bersaing dengan tanaman utama dalam menyerap nutrisi dan air. Mahasiswa juga belajar teknik penyiraman yang efisien untuk menghindari pemborosan air. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan metode alami seperti penggunaan pestisida herbal yang bertujuan menjaga kesehatan tanaman tanpa merusak ekosistem sekitar. Pada tahap panen, mereka mempraktikkan cara memanen yang benar untuk menghindari kerusakan pada produk. Selain itu, tahap pasca panen juga dipelajari, meliputi sortasi untuk memilih hasil panen yang memenuhi standar mutu.
Widji Farm memberikan pengalaman yang sangat berarti bagi kami sebagai mahasiswa Magang Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur. Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya mendapatkan teori, tetapi juga praktik nyata di lapangan yang memperkaya pemahaman dan keterampilan kami dalam bidang pertanian organik. Selain itu, di bawah bimbingan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu memberikan wawasan tentang bagaimana pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator dan pendukung pengembangan pertanian organik melalui program pelatihan, penyuluhan, dan pengawasan di lapangan. Hal ini memperlihatkan sinergi antara kebijakan pemerintah dengan pelaksanaan di tingkat petani, yang merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan SDG’s Ke 2 yaitu Zero Hunger (Tanpa Kelaparan).