Pembuatan Inovasi Jelly Drink Bersama Mahasiswa Bina Desa UPNVJT 2025 Untuk Mendukung Program PMT (Pemberian Makanan Tambahan)

Dokumentasi Bersama Kader Posyandu, Kader Kesehatan dan Mahasiswa Bina Desa MBM 2025
Program MBKM Bina Desa Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur yang dilaksanakan pada tanggal 24 Februari – 24 Juni 2025 adalah program pendidikan yang memberi mahasiswa kesempatan apa yang dipelajari di kelas dan diimplementasikan kepada masyarakat. Program Bina Desa KKN Tematik (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) MBKM bertujuan untuk mengabdi pada masyarakat setempat, seperti pada Desa Kemiri, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Dalam upaya mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPN Veteran Jatim) mendorong para mahasiswanya untuk mengikuti program Bina Desa. Dengan kegiatan Pembuatan Inovasi Produk Jelly Drink Bersama Mahasiswa Bina Desa UPNVJT 2025 Untuk Mendukung Program PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) adalah kegiatan pemberian makanan kepada balita dalam bentuk kudapan yang aman dan bermutu untuk mendukung pencegahan stunting dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan pangan. Serta mengandung nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran. Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi dalam jangka panjang. Selain itu, Stunting juga bisa disebabkan apabila seseorang mengalami ketidakseimbangan nutrisi pada dirinya yang bisa dialami disaat seorang ibu sedang hamil atau pada masa pertumbuhan anak. Stunting biasanya ditandai dengan tinggi anak yang lebih pendek daripada standar usianya. Meski begitu, perlu diketahui bahwa anak yang tinggi badannya di bawah rata-rata belum tentu mengalami kekurangan gizi. Hal ini karena tinggi badan dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Pencegahan stunting dapat dilakukan melalui berbagai cara yang berfokus pada pemenuhan gizi seimbang sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun (periode 1.000 hari pertama kehidupan), hal ini mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-3, yaitu Menjamin Kehidupan yang Sehat dan Meningkatkan Kesejahteraan bagi Semua Orang di Segala Usia, khususnya pada pencegahan stunting dan peningkatan status gizi anak. Upaya ini mencakup pemberian makanan bergizi yang mengandung protein hewani, vitamin dan mineral. Susu adalah salah satu bahan makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi. Susu dapat diperoleh dari hasil pemerahan hewan, seperti kambing, sapi, kuda, dan unta. Susu mengandung komponen penting, antara lain: protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa, enzim, dan mikroba. Kandungan yang terdapat di dalam susu baik untuk mencukupi kebutuhan gizi manusia.
Di Dusun Sereng, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, memiliki potensi sumber daya lokal seperti susu sapi segar dan berbagai hasil pertanian yang melimpah. Namun, kurangnya inovasi dalam pengolahan makanan tambahan untuk anak membuat balita kerap menolak makanan sehat karena tampilan dan rasanya yang kurang menarik. Menyadari hal ini, kami melakukan sebuah inovasi berupa pembuatan jelly drink berbahan dasar susu sapi segar yang dicampur dengan serutan jelly ditujukan untuk dikonsumsi oleh balita di Posyandu. Inovasi ini tidak hanya bertujuan memberikan asupan gizi tambahan, tetapi juga mendorong pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal. Pemanfaatan susu sapi lokal juga membantu memberdayakan peternak di Dusun Sereng sehingga program ini berdampak secara gizi sekaligus ekonomi.
Produk Jelly Drink
Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Dusun Sereng dengan melibatkan kader kesehatan, balita, serta ibu-ibu balita. Tahap awal dilakukan melalui sosialisasi mengenai pentingnya gizi seimbang dan pencegahan stunting. Setelah itu, dilakukan pelatihan cara membuat jelly drink dengan komposisi yang sehat, yaitu campuran susu sapi segar, bubuk agar-agar, sedikit perasa seperti cokelat, strawberry, dan melon. “Saya senang sekali di Desa Kemiri terdapat anak KKN dari UPN ‘Veteran’ Jawa Timur yang turut serta membantu dalam kegiatan Posyandu untuk mendukung PMT pada balita,” ujar Ibu Purnamasari selaku Bidan Desa Kemiri, saat mendampingi kegiatan sosialisasi dan pembagian produk. Produk ini kemudian dibagikan kepada balita saat kegiatan Posyandu berlangsung dan diamati respons serta penerimaannya. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak sangat menyukai produk ini karena teksturnya yang lembut, rasa yang manis alami, dan bentuk yang menarik. Para ibu juga merasa terbantu karena jelly drink ini mudah dibuat di rumah dan terjangkau secara ekonomi.
Dengan adanya inovasi pembuatan produk Jelly Drink pada program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yaitu untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat sekaligus mendukung pencegahan stunting pada balita. Dengan memanfaatkan susu sapi yang merupakan komoditas unggulan di Desa Kemiri dapat mengurangi ketergantungan pada pangan impor dan dapat menambah pertumbuhan ekonomi usaha. Jelly Drink menjadi solusi bagi anak-anak karena bentuknya yang kenyal dan rasanya yang manis disukai sehingga lebih mudah dikonsumsi.
Oleh: Farrel Athala, Gita Aurelia, Anindya Mayang – Mahasiswa Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.