Bina desa 2025 dilaksanakan di desa kemiri, kecamatan puspo, kabupaten pasuruan jawa timur. Desa ini memiliki 4 dusun yang terdiri dari dusun sereng, dusun jawar, dusun kemiri, dusun panglowan. Desa ini berada di dataran tinggi dan dekat dengan perbukitan. Iklim di desa kemiri ini memiliki suhu sekitar 18° – 24°C Desa Kemiri memiliki iklim sejuk, yang ideal untuk kegiatan pertanian, peternakan, dan perkebunan. Desa kemiri dikenal sebagai salah satu desa penghasil susu dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah.
Setiap hari, para peternak di desa ini menghasilkan tidak hanya susu, tetapi juga limbah organik berupa kotoran sapi (kohe) dalam jumlah yang cukup besar. Selama ini, kohe tersebut sebagian besar hanya dibuang atau digunakan secara terbatas sebagai pupuk kandang biasa. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat, kohe sapi ini memiliki potensi besar sebagai bahan utama dalam pembuatan pupuk aerob. Melalui fermentasi aerob yang melibatkan oksigen, kohe sapi dapat diubah menjadi pupuk organik yang bernilai tinggi, ramah lingkungan, dan mampu menyuburkan tanah secara alami. Pemanfaatan kohe ini juga menjadi solusi cerdas untuk mengurangi limbah peternakan dan meningkatkan produktivitas pertanian di desa.
Sosialisasi dan demonstrasi ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 09 Mei 2025 yang bertempat disalah satu rumah warga Dusun Sereng (Bapak Suhadi). Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini disambut baik oleh Masyarakat Desa Kemiri dan dihadiri oleh para petani di Desa Kemiri (Dusun Sereng, Dusun Jawar, Dusun Kemiri, Dusun Panglowan), serta mahasiswa kelompok 2 bina desa Agribisnis 2025 (Nur Hasan Araby, Muhamad Miko Nata Wicaksana, Deny Maulana Ilham, Yessica Angelia Widiana Putri, Nanda Salsa Dela Nugraini, Evi Kusumawardani, Caroline Atagoran, Okta Syahdia Jaelani, Fadilla Miftakhul Jannah, Anggie Eka Agustini). Kegiatan ini dimulai dengan sosialisasi tentang gambaran, alat dan bahan, prosedur pembuatannya, kelebihan, dan kekurangan dalam pembuatan pupuk aerob serta dosis pengaplikasiannya.
Dilanjutkan dengan pelatihan langsung, praktek pembuatan pupuk alternatif (pupuk aerob) bersama dengan masyarakat di Desa Kemiri. Pelatihan secara langsung diikuti oleh para warga dengan antusias. Harapan dari kegiatan ini semoga dapat menambah wawasan baru bagi masyarakat Desa Kemiri, agar petani tidak ketergantungan pada pupuk kimia seperti pestisida.

Pelatihan pembuatan pupuk organik berupa pupuk aerob di Desa Kemiri merupakan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani di Desa Kemiri, terutama terkait pupuk subsidi yang jarang diperoleh oleh warga desa sekitar. Dalam kondisi ini, banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk, oleh karena itu pupuk aerob ini dapat menjadi salah satu alternatif pupuk untuk warga Desa Kemiri. Dengan adanya sosialisasi dan demonstrasi kegiatan ini, diharapkan juga para petani dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada di sekitar mereka untuk diolah menjadi pupuk organik untuk lahan atau kebun petani yang memiliki nilai ekonomis dan dapat disimpan dalam jangka waktu lebih lama. Sosialisasi ini dirancang untuk memberikan pemahaman dasar kepada masyarakat Desa Kemiri mengenai jenis-jenis bahan yang dapat diolah menjadi pupuk aerob, seperti: kohe (kotoran sapi), sampah dapur, atau limbah organik lainnya. Bahan-bahan ini biasanya tersedia melimpah di Desa Kemiri, namun sering kali tidak dimanfaatkan secara maksimal. Melalui pelatihan, para petani akan diajarkan cara mengolah bahan-bahan tersebut menjadi pupuk yang tidak hanya bernutrisi, tetapi juga lebih hemat biaya.
Proses pembuatan pupuk ini cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja di lingkungan rumah masing-masing. Bahan-bahan dicampur dalam takaran seimbang, kemudian diaduk secara rutin setiap beberapa hari untuk memastikan proses fermentasi berjalan lancar. Dalam waktu sekitar dua minggu hingga satu bulan, pupuk aerob sudah bisa digunakan sebagai media tanam maupun pupuk dasar untuk berbagai jenis tanaman, termasuk sayuran dan buah-buahan.
Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini bertujuan untuk mengajak warga untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan limbah organik yang selama ini dianggap tidak berguna. Ternyata, dengan cara yang tepat, sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat bagi pertanian. Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Desa Kemiri diharapkan dapat menjadi pelopor dalam penerapan pertanian organik yang berbasis pada kemandirian dan keberlanjutan lingkungan, sekaligus menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di kawasan Pasuruan dan sekitarnya.