PUPUK ORGANIK HEWANI MENJADI SOLUSI PERKEBUNAN DI DATARAN TINGGI

Mahasiswa Bina Desa PKKM Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur tengah mengembangkan inovasi dalam bidang pertanian, yaitu dengan mengadakan sosialisasi dan praktik lapang terkait pemanfaatan dan pembuatan pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan (pupuk kohenik). Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tanah dan hasil panen secara berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. Kegiatan ini dilakukan di Rumah Ketua Kelompok Tani Sidomuncul II Dusun Sereng, Desa Kemiri, Kecamatan Puspo, Kabupatern Pasuruan pada hari Selasa, 10 September 2024. Pelaksana dari kegiatan sosialiasi dan praktik pembuatan pupuk kohenik diantaranya Salsabila Arysca Dara, Olga Octyela Ayu Putri, Maysya Adetia, Daniel Ivandha Putra Wibowo, Muhammad Haqqi Andika Syari dan Zaidan Akmal Athillah adalah mahasiswa kelompok 4 dan disukseskan oleh anggota Bina Desa lain beserta peserta sosialiasi.
Pengolahan kotoran ternak dilakukan dengan cara digunakan sebagai pupuk kandang. Pemilihan kotoran sapi sebagai alternatif pembuatan pupuk organik karena sebagian besar warga Desa Kemiri memelihara sapi sebagai hewan ternak, selain itu selama ini telah ada warga yang menggunakan kotoran sapi sebagai pupuk, akan tetapi karena kurangnya pengetahuan, petani justru membuat kesalahan fatal karena lansung mencampur kotoran sapi yang belum diolah kelahan pertaniannya. Maka dari itu, sosialisasi dan praktik membuat pupuk organik dari kotoran sapi menggunakan bahan utama Pupuk cair “cap Semanggi” ditambah bahan lain yang ada disekitar warga. Sosialisasi ini dilakukan dengan penyampaian langsung kepada
mayarakat, menggunakan alat bantu infokus dan laptop yang di paparkan langsung pada peserta sehingga masyarakat bisa lebih memahami tentang pupuk organik kotoran sapi. Untuk praktik pembuatannya sendiri dilakukan langsung oleh para peserta sosialisasi.
Acara ini dibuka dengan sambutan dari perwakilan kelompok tani dan kordinator Bina Desa PKKM Agribisnis, setelah itu penjelasan materi dari mahasiswa mengenai pupuk kohe serta manfaat yang terdapat dalam kotoran hewan tersebut. Kemudian dijelaskan mengenai cara pembuatan dari pupuk kohenik ini dari awal hingga menjadi pupuk yang siap diaplikasikan ke tanaman perkebunan. Selanjutnya sesi Tanya jawab dari para peserta sosisalisasi dan ditutup dengan praktek secara langsung dilapang. Sosialisasi ini menarik minat warga untuk mengubah pupuk kohe biasa menjadi pupuk kohe organik yang tentunya lebih baik bagi tanaman dan tanah. Hal ini dapat membantu masyarakat Desa Kemiri untuk dapat membuat pupuk yang baik serta menambah pengetahuan terkait inovasi yang dapat di hasilkan dari kotoran hewan.

Mahasiswa melakukan pembuatan pupuk dengan menyiapkan bahan-bahan seperti kotoran sapi, pupuk cair dan air yang sebelumnya pupuk cair dilarutkan terlebih dahulu kedalam air dalam wadah untuk menghidupkan mikroorganisme yang ada dalam pupuk. Kemudian mahasiswa memperlihatkan langkah-langkah praktis dalam membuat pupuk dari menghidupkan mikroorganisme terlebih dahulu selama kurang lebih 2 jam sebelum di aplikasikan, kemudian disiram dengan merata ke kotoran hewan yang sudah disiapkan, selanjutnya di aduk dan dikumpulkan ke tengah serta ditutup dengan penutup seperti terpal. Kemudian pupuk didiamkan dan difermentasi selama 21 hari, hal ini untuk membiarkan mikroorganisme yang sudah hidup akan bekerja dengan maksimal. Selama pembuatan pupuk
peserta tidak hanya menjadi penonton pasif, tetapi juga diberikan kesempatan untuk mencoba membuat bersama. Mahasiswa memberikan bimbingan langsung dan memastikan setiap peserta memahami cara yang benar agar hasil akhirnya memuaskan.

Setelah masa fermentasi selama 21 hari, dilakukan kegiatan kembali untuk penjelasan mengenai hasil dari pupuk yang telah difermentasi. Kegiatan acaranya dimulai dengan penjelesan pupuk yang berhasil secara teoritis, setelahnya peserta kegiatan melakukan pengecekan secara langsung dari pupuk yang telah di buat secara bersama sama. Hasil dari pupuk tersebut diberikan kepada para peserta untuk bisa langsung diaplikasikan pada tanaman perkebunan mereka. Keterlibatan aktif peserta menambah semangat dan antusiasme, terutama ketika melihat hasil pupuk yang sukses dibuat oleh tangan mereka sendiri. Peserta sangat senang karena mereka bisa membuat pupuk kohenik secara langsung dengan bimbingan dari para mahasiswa Bina Desa PKKM.

Dalam kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya menyampaikan teori tentang manfaat dan proses pembuatan pupuk organik, tetapi juga memberikan demonstrasi langsung mengenai tahapan yang diperlukan, mulai dari pengumpulan bahan mentah, proses fermentasi, hingga pengelolaan limbah sisa. Selain itu, mereka membimbing para peserta dalam menerapkan teknik aplikasi pupuk yang benar, termasuk dosis yang sesuai, waktu yang tepat, serta cara penyebaran yang efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah tanpa merusak struktur alami tanah. Pendekatan ini bertujuan agar para petani mampu memanfaatkan pupuk secara mandiri dan efisien, sehingga hasil panen bisa meningkat dengan biaya yang lebih terjangkau.
Hasil kegiatan sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan pemahaman masyarakat dalam mengolah limbah kotoran sapi. Antusias masyarakat pada tahap sosialisasi ini cukup baik, hal ini disebabkan karena banyak masyarakat yang belum tepat mengaplikasikan kotoran sapi selama ini. Pada kegiatan sosialisasi ini diketahui sebagian masyarakat tertarik untuk memanfaatkan dan menerapakan pembuatan pupuk organik kotoran sapi hal ini menjadi langkah positif di era maraknya penggunaan pupuk kimia di Desa Kemiri.