Kolaborasi mahasiswa bersama Perhutani dalam program WanaArtha Life DPLK: Asuransi Jiwa dan Jaminan Hari Tua

Program WanaArtha Life DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) yang diimplementasikan oleh Perhutani Divisi Regional Jawa Timur merupakan manifestasi nyata dari filosofi perusahaan yang mengutamakan kesejahteraan karyawan. Program ini merupakan sistem perlindungan finansial yang komprehensif, dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang para pekerja. Hal tersebut juga merupakan salah satu bentuk implementasi SDG’s 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) yang saat ini sedang digaungkan oleh pemerintah untuk mewujudkan Sustainable Development Goals.

Sebagai mahasiswa peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Magenta di Perum Perhutani, mahasiswa memperoleh pengalaman berharga dalam mengimplementasikan program WanaArtha Life DPLK di divisi Sumber Daya Manusia. Peserta pensiunan yang mengikuti program pensiunan ini dahulunya merupakan karyawan di Perum Perhutani Divre Jawa Timur. Melalui program dana pensiun ini, dapat memberikan perspektif mendalam bagi mahasiswa tentang bagaimana BUMN menjalankan tanggung jawab sosial terhadap kesejahteraan jangka panjang karyawan. 

Mahasiswa yang tergabung pada divisi SDM terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan administratif maupun teknis mulai dari persiapan hingga kegiatan berlangsung. Sebelum pelaksanaan program WanaArtha Life DPLK berlangsung, mahasiswa turut serta menyiapkan beberapa dokumen. Hal pertama yang dilakukan adalah dengan membuat undangan program WanaArtha Life DPLK kepada peserta pensiunan yang dilaksanakan oleh Sandrina Maura Jasmine. Setelah undangan telah dibuat selanjutnya akan dilakukan pengecekan dan persetujuan dengan KSS agar dapat dicetak dan juga dikirimkan kepada pensiunan.

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan persiapan dokumen pensiunan diantaranya terdapat dua mahasiswa yakni Sefrina Nur Pratisa dan juga Fanny Kusuma Putri yang membantu untuk perekapan daftar nama peserta pensiunan sesuai dengan SK pensiun yang telah dibuat. Selain itu, mahasiswa melakukan pencetakan daftar hadir pensiunan dan juga pemberian identitas untuk ditempelkan pada amplop masing-masing peserta pensiunan. Amplop yang telah ditempeli identitas, selanjutnya akan diberikan stempel resmi dari Perhutani Divre Jawa Timur.

Selain menyiapkan dokumen, dua mahasiswa lain turut serta membantu menghitung dana pensiun untuk selanjutnya dimasukkan kedalam amplop yang telah disiapkan sebelumnya. Sebelum dimasukkan kedalam amplop, terlebih dahulu Agi Yusuf Burhan akan mengecek ke dalam daftar memgenai jumlah nominal yang diterima oleh masing-masing peserta pensiunan, hal tersebut dilakukan agar dana pensiun yang diterima sesuai dan meminimalisir kesalahan. Sementara itu, Hafidz Wahyu Ramadhan, menghitung dan memasukkan dana pensiun kedalam amplop sesuai dengan arahan.

Saat kegiatan berlangsung mahasiswa mempersilahkan peserta pensiunan WanaArtha untuk mengisi daftar hadir terlebih dahulu kemudian memberikan kartu identitas berupa KTP ataupun surat ahli waris jika peserta sudah wafat. Kemudian kartu identitas tersebut difotocopy sebagai bukti bahwa peserta sudah hadir dan mengambil dana pensiun. Setelah itu peserta menunggu pemanggilan sesuai urutan. Selanjutnya masuk dalam proses pemberian dana pensiun oleh pegawai, peserta akan melakukan tanda tangan sebagai bukti penerimaan dana pensiun. Setelah proses pembagian dana pensiun berakhir, terdapat beberapa peserta yang tidak mengambil dana dikarenakan tidak membawa surat ahli waris dan beberapa ada yang tidak hadir, sehingga mahasiswa akan melaporkan kepada KSS yang bertanggungjawab pada program WanaArtha Life DPLK. 

Melalui program WanaArtha Life DPLK, mahasiwa mengetahui bagaimana setiap proses yang dilakukan dan bagaimana syarat serta ketentuan yang diberlakukan oleh Perhutani untuk menjalankan program ini serta seberapa besar kontribusi yang dilakukan perusahaan dalam penjaminan hidup para pekerjanya pada masa tua. Pelaksanaan program ini, mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam bidang Sumber Daya Manusia bukan hanya secara teori namun juga tentang aksi nyata. Melalui program MBKM ini, Perhutani mendapatkan ide dan gagasan inovatif dari dunia akademis. Kolaborasi ini menciptakan sinergi yang menguntungkan kedua belah pihak dalam pengembangan praktik manajemen SDM yang lebih efektif.

Lebih dari sekedar magang, keterlibatan mahasiswa dalam program ini juga turut menjadi bukti serta validasi mengenai peran generasi muda terkhususnya mahasiwa dalam peningkatan kualitas hidup para pekerja di Indonesia untuk mendukung program SDG’s 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Sebagai generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin, mahasiswa dapat merasakan tanggung jawab untuk memastikan program kesejahteraan karyawan berjalan optimal dan berkelanjutan dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pekerjaan layak bagi para pekerja Indonesia.