Desa Jatirejo, Nganjuk, Jawa Timur – Pertanian berkelanjutan menjadi salah satu instrumen penting dalam menjaga ketahanan pangan saat ini. Pasalnya, pertanian berkelanjutan bisa menjadi solusi guna memenuhi kebutuhan pangan di tengah tantangan lingkungan seperti kekurangan air dan lahan produktif yang semakin terbatas. Salah satu langkah pertanian berkelanjutan yang dilakukan saat ini adalah budidaya tanaman hidroponik. Tanaman hidroponik banyak dipilih sebagai metode penanaman karena penggunaan air yang efisien, penggunaan lahan sedikit, dan hasil panen lebih cepat dibandingkan dengan pertanian konvensional.
Sebagian besar masyarakat Desa Jatirejo bekerja sebagai buruh tani. Namun, pertanian yang mereka terapkan sejauh ini hanya pertanian konvensional yang memerlukan banyak air untuk irigasi. Sedangkan di Desa Jatirejo menurut survei yang telah kami lakukan pada warga, mereka menyatakan bahwa terkadang masih memiliki permasalahan kekurangan air pada irigasi jika memasuki musim kemarau. Maka dari itu, perlunya penerapan pertanian modern dan berkelanjutan seperti hidroponik sebagai alternatif dalam menjaga ketahanan pangan.
Menurut informasi di website resmi (sid.kemendesa.go.id) Desa Jatirejo, tepatnya di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah yang masih memiliki persentase SDG’s nomor 2 yang cukup rendah yaitu 33,33%. Salah satu bentuk penerapan SDG’s 2 yaitu dengan menciptakan instalasi hidroponik DFT (Deep Flow Technique). Hidroponik DFT merupakan sistem budidaya dengan menenggelamkan akar tanaman pada air dan larutan nutrisi terus mengalir di sekitar akar tanaman. Prinsip hidroponik DFT yaitu mensirkulasikan larutan nutrisi dalam aliran sistem tertutup. Hidroponik sebagai salah satu bentuk pertanian berkelanjutan yang dapat membantu mencapai ketahanan pangan dengan menghasilkan pangan segar dan bernutrisi di lahan terbatas serta menggunakan air secara efisien. Teknologi ini mengurangi ketergantungan pada tanah dan meminimalkan penggunaan pestisida kimia.
Instalasi hidroponik ini diletakkan pada Balai Desa Jatirejo. Bu Mia selaku sekretaris desa sangat mengucapkan terima kasih pada seluruh mahasiswa KKN-T MBKM Kelompok 3 karena telah membuatkan hidroponik ini. Rencana kedepannya, hidroponik ini akan dikelola oleh komunitas ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Pertanian hidroponik juga berpotensi untuk mengurangi kemiskinan dan memberikan peluang ekonomi bagi petani dan pengusaha skala kecil (UMKM). Pengembangan usaha hidroponik dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian lokal. Masyarakat desa dapat terlibat dalam produksi, distribusi, dan penjualan produk hidroponik. Hal itu juga dapat meningkatkan penerapan dari SDG’s ke-8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi desa merata. Hidroponik ini juga dapat menambah kegiatan berwirausaha bagi ibu-ibu PKK Desa Jatirejo, Nganjuk.
Hidroponik bisa menjadi solusi yang menjanjikan untuk pembangunan pertanian berkelanjutan. Walaupun pertanian hidroponik tingkat lanjut sangat mahal, banyak hidroponik sederhana yang bisa dikembangkan dan menjadi pilihan yang tepat. Hal ini sangat memungkinkan untuk dikembangkan para petani kecil. Barang bekas seperti bekas botol air mineral, ember, kaleng, bahkan pipa paralon bekas juga bisa dimodifikasi menjadi instalasi hidroponik. Sistem hidroponik tidak mengenal faktor cuaca eksternal, maka cuaca tidak berdampak pada hasil produksi pertanian hidroponik, petani hidroponik tidak lagi harus bergantung pada siklus musim dalam mata pencaharian mereka, dan sebaliknya akan memiliki peluang memproduksi sayuran sepanjang tahun sehingga dapat untuk ketahanan pangan masyarakat dan juga menjadi pendapatan sepanjang tahun.